Rabu, 05 Juni 2013

SEJARAH ALAT TANGKAP TRAWL

Kata ‘trawl’ sendiri berasal dari kata ‘troler’ bahasa perancis dan bahasa inggris  ‘trailing’  yang mempunyai arti bersamaan ,dapat diterjemahkan dengan arti bahasa Indonesia dengan kata ‘tarik’ ataupun ‘seraya menarik’.
Tidak diketahui pasti alat tangkap ini berasal dari mana. namun banyak para ahli menyatakan bahwa alat tangkap ini termasuk alat tangkap yang  sudah lama digunakan di eropa barat. dan banyak digunakan didaerah pantai dan lepas pantai . Pada abad 16 dan 17 disepanjang pantai perancis , alat ini telah berkembang walaupun pada mulanya hanya ditarik dengan menggunakan perahu layar.
Tetapi trawl berkembang dari semakin banyaknya kebutuhan dari manusia akan makanan, manusia terlebiuh dahulu mencari ikan dengan cara menangkap dengan tangan karena manusia terus berkembang maka digunakanlah alat yang berupa serok yang terbuat dari bambu yang dianyam. 
Akan tetapi pemikiran manusia mulai berkembang dan mulailah manusia menggunakan jaring yang diberikan lis atau kerangka sehingga berbentuk seperti serok dan penggunaannya dengan cara didorong.
Namun dengan cara itu hanya dapat dilakukan pada perairan yang dangkal  maka ditambahkanlah tangkai sehingga jangkauan yang didapat lebih jauh lagi  sehingga hasil tangkapan lebih banyak 

Gambar 2.Jaring yang diberi lis/ kerangka sehingga berbentuk serok
Gambar 3. Serok yang diopersikan dengan alat Bantuan  perahu




Tapi sebelumnya dredge ( penggaruk) yang digunakan untuk mengambil kerang kerangan dan remis merupakan hasil perkembangan dari stownet tarik.

Gambar Alat penggaruk pada dasar perairan
Model peralatan yang digunakan ini dianggap merupakan pendahulu dari pada jaring trawl yang menjadi salah satu alat yang lama diantara seluruh peralatan yang digunakan pada saat ini.
Ikan-ikan dasar juga tertangkap oleh dredge tetapi sedikit sekali ikan yang masuk didalamnya hanya ikan yang nilai ekonomis rendah saja. dredge telah di kembangkan secara khusus untuk menangkap ikan pipih saja.
Cara kerja yang digunakan sama dengan waktu menggaruk kerang-kerangan yaitu ; bingkai yang membuka mulut jaring dan peralatan khusus sejenis garpu penggaruk untuk menggali dan mengangkat kerang-kerangan.          










Gambar Jaring penggaruk yang digunakan untuk manangkap ikan pipih dan kerang
Awal mulanya digunakan dan dioperasikan pada daerah pantai dan ditarik oleh tenaga manusia. dan semakin lama nelanyan mulai berkembang  maka digunakan perahu layar. Akan tetapi ada kekurangan dari perahu layar ini yakni dalam pengoperasiannya memerlukan angin yang cukup kencang agar dalam penarikan  alat tangkap ini lebih cepat.
                  

   














Gambar Jaring penggaruk yang dioperasikan dengan ditarik manusia

Awalnya trawl terbentuk dari perpaduan antara serok yang dioperasikan dengan perahu dan dengan dredge ( penggaruk ) yang dioperasikan nelayan dipinggir pantai. Dan kemudian dioperasikan dengan perahu layar yang ditarik dari sisi lebar kapal akan tetapi cara ini pun banyak mengalami hambatan seperti jaring yang digunakan untuk menangkap ikan tersangkut pada batu karang.
Cara untuk membuka jaring tarik secara horisontal dikembangkan lagi dengan mengunakan otter board. Otter board adalah papan yang dipasang pada sisi jaring trawl secara horisontal.  










Gambar jaring penggaruk  yang dioperasikan dengan perahu layar.
Kemajuan yang luar biasa  yang terjadi dalam bidang ini terjadi sejak tahun 1920, Capt. Johan Von Eitzen dari Hamberg mendapatkan ide untuk menempatkan otter board pada tali utama trawl. Board ini mempertahankan kedudukannya seperti layang–layang diatas mulut jaring  yang terbuka, lalu menghalangi penyebaran mendatar dari  board yang melintang dan membuat tali utama jaring jauh dibawah kecepatan tarikan. Dengan cara ini diperoleh bawah mulut jaring dapat terbuka lebih luas secara vertikal daripada sebelumnya.

          
     











Gambar 8. Jaring trawl yang dilenggakapi other board

Ada pun perkembangan bentuk dari botton trawl untuk menangkap ikan hering. Akan terlihat lebar mulut jaring pada saat selanjutnya menjadi lebih besar dari pada tahun- tahun sebelumnya dengan cara menari otther board sisi kedepan dan  dalam arah vertikal meniru kedudukan layang-layang   











Gambar 9. Perkembangan bottom trawl sekitar pada tahun 1895






















Ganbar 10. Perubahan pada tahun 1921 dan 1925


















Gambar 11. Perkembangan trawl jerman pada tahun 1930



























Gambar 12.  Perkembanggan tawl sekitar tahun 1932 sampai 1956


Terumbu Karang

1. DESKRIPSI KARANG DAN HABITATNYA
1.1 Pengertian ekosistem habitat karang

karang01Terumbu karang atau coral reefs adalah habitat sistem kehidupan biota laut yang hangat, jernih, tidak dalam, yang kaya dengan keanekaragaman hayati. Struktur terumbu karang merupakan salah satu ekosistem tertua di dunia. Telah ada sejak kira-kira 459 juta tahun yang lalu, mulai dari terbentuknya algae hijau-biru kemudian sponge dan coral. Great Barier Reef yang terkenal merupakan gugus terumbu karang yang relatif muda, terbentuk hanya sekitar 18 juta tahun yang lalu. Daerah habitat karang mempunyai produktivitas dan ke-anekaragaman jenis fauna yang tinggi. Di samping itu ekosistem terumbu karang juga merupakan tempat hidup, tempat mencari makan (feeding ground), daerah asuhan (nursery ground) dan tempat memijah (spawning ground) untuk berbagai biota laut yang antara lain adalah ikan karang. Ikan karang banyak dimanfaatkan sebagai makanan maupun dijadikan ikan hias laut.
Terumbu karang terdiri atas polip-polip karang dan organisme-organisme kecil lain yang hidup dalam koloni. Bila polip karang mati, ia meninggalkan struktur yang keras membatu terdiri atas bahan mineral mengandung kalsium (limestone). Terumbu karang dapat berfungsi sebagai pelindung (shelter) untuk berbagai fauna yang hidup di dalam kompleks habitat terumbu karang ini seperti sponge (sponges), akar bahar, kima, berbagai ikan hias, ikan kerapu (grouper), anemone, teripang, bintang laut, lobster (crustacea), penyu laut, ular laut, siput laut, moluska dan lain-lain. 
Karakteristik yang paling mengemuka dari ikan-ikan yang hidup di lingkungan habitat karang adalah keanekaragamannya dalam hal jumlah species dan perbedaan morfologinya. Diperkirakan daerah Indo-Pasifik memiliki ikan-ikan karang sebanyak 4000 species (sebesar 18 %) dari ikan laut, jenis ikan -ikan ini hidup berasosiasi dengan habitat terumbu karang, dan angka perkiraan ini cenderung meningkat dengan bertambahnya survei-survei eksplorasi daerah habitat karang baru yang dilakukan. Tingginya keanekaragaman (diversity) adalah karena pada kenyataannya kehidupan terumbu karang menyediakan habitat yang sangat beragam, masing-masing dengan pasangan 2 spesies yang khas.
Demikian pula perbedaan preferensi terhadap besar-kecilnya gelombang air, kuat arus, intensitas cahaya, jumlah algae dan plankton serta kandungan bahan makanan, kelimpahan, bentuk dan varietas karang membentuk gosong-gosong karang yang besar dan
tersebar di berbagai kawasan. Tempat-tempat semacam ini biasanya selain dihuni oleh sejumlah besar species ikan-ikan disukai pula oleh burung-burung laut yang memakan ikan dan hewan-hewan di habitat karang tersebut dan memperkaya kehidupan daerah terumbu karang. Kawasan habitat karang sering disamakan dengan hutan tropisnya lautan atau “rainforests of the ocean” sebagai tempat bermukim berbagai organisme laut yang beraneka ragam.
Dari segenap organisme yang berhabitat di terumbu karang, jenis-jenis ikan merupakan penghuni yang paling aktif. Mungkin sekali lebih daripada komponen terumbu karang tunggal lainnya, keanekaragaman ikan-ikan yang hidup di habitat karang ini memberikan peluang paling besar bagi pakar dan pemerhati perikanan untuk mengamati betapa penting dan menariknya ekologi terumbu karang.
1.2 Apakah karang itu?

Karang atau coral adalah hewan yang hidup di laut. Merupakan hewan-hewan yang pertumbuhannya yang sangat lambat. Hewan karang yang paling cepat pertumbuhannya, dapat tumbuh sampai 10 cm setahun sedangkan jenis karang lainnya hanya tumbuh beberapa mm saja.Hewan karang atau coral ini hidup berasosiasi dengan tanaman dan hewan di laut.
Termasuk ke dalam golongan hewan-hewan karang ini adalah Sponge, Polyp, Coral, Soft coral dan Sea Fans. Sponge merupakan bentuk primitif hewan karang yang sangat sederhana yang hidup melekat secara permanen pada suatu lokasi di laut (sessile). Terdapat sebanyak 5.000 sampai 10.000–an species sponge yang hidup di air laut. Badan sponge mempunyai ribuan pori-pori yang memungkinkan air laut keluar dan masuk secara terus menerus yang memberikan oksigen dan zat makanan bagi kehidupannya
maupun membawa sisa buangannya. Makanan sponge sebagai filter feeder adalah partikel organik plankton yang melayang di air laut dan tersaring lewat tubuhnya.
Ada pula individu karang yang disebut polyp. Polyp ini berbentuk seperti kantong berlapis dengan sebuah bukaan celah dikelilingi sejumlah tentakel untuk mengambil makanan dan membuang sisa-sisanya bersamaan dengan keluar masuknya air laut. Setiap individu polyp yang hidup tumbuh di dalam bentuk mangkuk keras (calyx) sambil membentuk rangka kapur (CaCO3) yang ditumpuk di bawahnya. Semakin lamatumpukan lapisan kapur ini semakin tebal sementara polyp yang hidup tetap menempel dibagian atasnya.
Terdapat bermacam-macam karakteristik bentuk ada yang padat, bercabang-cabang, bulat pipih, bentuk jari tangan, tebal dan sebagainya. Hewan karang jenis ini disebut karang keras. Hewan karang dewasa biasanya dapat memanjang dan menggerakkan tentakelnya tetapi tidak dapat bergerak ke luar meninggalkan mangkuk (calyx) tempatnya menempel. Memang karang tidak perlu bergerak berpindah tempat karena terlindungi calyxnya dan telah tersedia makanan di dalam air laut di sekeliling tubuhnya yang penuh dengan zat-zat organik terlarut serta zooplankton dan phytoplankton. Hewan karang merupakan predator yang efektif memakan (mengisap, memerangkap dan menyerap) plankton memakai tentakel dan lendir (mukus) dari tubuhnya.
tentakel
mulut
pharynx
coenocar
(penghubung
abtar polyp)
calyx
septa
mesenteries
theca
Selain jenis karang keras ada pula jenis karang lunak atau “soft coral”. Karang lunak ini, seperti sea fingers dan sea whips, tidak membentuk terumbu karang yang penuh dengan mineral kalsium. Sebagian besar karang lunak dapat melakukan kegiatan makannya sepanjang hari sementara coral keras hanya makan pada malam hari dengan menjulurkan badan dari mangkuk (calyx) kerasnya dan memakan plankton (nocturnal plankton feast).
1.3 Hubungan simbiotik dengan algae
Hampir semua jenis keras, di dalam jaringan tubuhnya terdapat sel tunggal tumbuhan hidup tumbuhan mikroskopis algae disebut symbiotic algae atau zooxanthellae (merupakan hubungan simbiotik dengan algae).Dengan kata lain, zooxanthellae adalah tumbuhan algae atau ganggang laut yang menempel pada karang dan hidup bersimbiosis dengan karang yang ditempelinya. Karang yang memiliki zooxanthellae ini disebut karang hermatipik dan ada pula karang yang tidak memilikinya disebut karang ahermatipik. Karang hermatipik yang bersimbiosis dengan algae inilah yang menghasilkan struktur terumbu karang berkalsium 6 (CaCO3). Pembentukan struktur terumbu karang ini dipengaruhi pula oleh kemampuan karang tersebut menyerap ion kalsium dari air laut yang dijadikan rangka luar yang keras.
Hubungan simbiotik antara tumbuhan algae dengan hewan karang bersifat kompleks dan belum sepenuhnya dapat difahami.
Para pakar coral percaya bahwa aspek terpenting hubungan simbiotik ini adalah bahwa antara polyp dan simbiotik algae terjadi saling
menyediakan zat makanan. Karang memakan sebagian besar karbohidrat dan oksigen sebagai nutrien yang diproduksi oleh zooxanthellae dengan proses fotosintesis, karena itu zooxanthellae memerlukan kecerahan air yang cukup agar dapat memanfaatkan sinar matahari dalam proses fotosintesis. Sementara polyp menyediakan akses yang cukup untuk mesuknya sinar matahari bagi zooxanthellae.
1.4 Koloni karang
Sejumlah besar (ribuan) individu polyp hidup saling menempel membentuk satu koloni. Dalam koloni polyp, setiap individu yang berdekatan saling berhubungan dengan jaringan penghubung termasuk juga bagian perutnya. Dengan demikian bila satu individu makan maka berarti keseluruhan polyp dalam koloni tersebut makan pula. Koloni ini disebut sebagai “coral head” atau “brain coral” dan termasuk jenis karang keras. Pada siang hari yang terlihat hanyalah kerangka kerasnya saja sehingga seringkali hewan yang lunak di dalam kerangkanya yang keras ini keliru disangka sebagai batu karang yang telah mati.
1.5 Jenis terumbu karang (Reefs)
Terumbu karang merupakan hasil proses penimbunan rangka hewan karang dalam kurun waktu yang berabad-abad lamanya. Terumbu karang yang ada dapat dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu:
• Fringing reefs. Terumbu karang yang terbentuk memanjang di sepanjang pinggiran
pantai. Terumbu karang tipe ini terdapat di daerah continental shelf di laut dengan
kedalaman air yang dangkal.
• Barrier reefs. Terumbu karang tumbuh sejajar garis pantai akan tetapi terletak jauh
ketengah laut, biasanya terpisah dari daratan dengan laguna (lagoon), bagian laut yang
dalam. Disebut barrier karena membentuk batas antara laguna dan laut lepas.
• Coral Atolls. Terumbu karang berbentuk cincin yang tumbuh di atas gunung berapi yang tua dan tenggelam di laut. Menurut teori Darwin dalam proses pembentukan karang atol mula-mula karang tumbuh sebagai sebagai fringing reef di bagian yang dangkal mengelilingi suatu pulau vulkanik. Kemudian secara alamiah perlahan-lahan pulau tersebut tenggelam dan terumbu karang tetap meneruskan pertumbuhannya makin ke atas, sel baru tumbuh di atas sel yang mati, sampai akhirnya hanya terumbu karangnya saja yang tersisa. Bila pulau vulkaniknya tenggelam seluruhnya maka akan tersisa atol melingkar mengelilingi laguna.
1.6 Di mana karang tumbuh?
karang02Agar dapat memahami mengapa karang dapat hidup dengan kekayaan keaneka ragaman biotanya, perlu diingat beberapa konsep sederhana berikut ini. Pertama tumbuhan dan hewan harus memperoleh kebutuhan dasarnya agar dapat hidup dan mempertahankan dirinya.
1). Perlu nutrien yang cukup dari sekelilingnya.
2). Harus dapat bernafas, mengambil oksigen dan mengeluarkan zat asam arang.
3). Harus bisa menghindarkan diri dari predatornya, dan
4). Harus dapat berkembang biak.
Kedua, setiap jenis hewan yang terlihat di terumbu mempunyai gaya hidup tersendiri untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya dengan caranya yang tersendiri pula. Dan yang ketiga, bentuk penampakan luar tumbuhan dan hewan menunjukkan dengan jelas bagaimana mereka mampu hidup beradaptasi dengan lingkungan habitatnya.
Ekosistem karang merupakan suatu ekosistem khas daerah tropik di perairan dengan temperatur tropis atau subtropis dan terletak antara 30 derajat lintang utara dan 30 derajat lintang selatan ekuator. Karang tumbuh dan berkembang di laut tropis pada tempat yang relatif dangkal, hangat dan umumnya dekat dengan pantai. Karang tumbuh pada daerah yang lautnya cukup jernih, temperatur air laut antara 15 30 Habitat hidup karang memerlukan penetrasi cahaya yang cukup dan kedalaman yang sesuai yaitu antara 1 30 m, gelombang atau ombak tidak terlalu besar demikian pula perbedaan tinggi pasang dan surut.
Di Indonesia karang tumbuh tersebar dari propinsi Aceh (NAD) hingga Papua seluas sekitar 60 sampai 85 ribu km2. Sayang telah banyak sekali yang rusak. Beberapa tempat terkenal karena kehidupan karangnya dan yang saat ini telah mengalami kerusakan antara lain Kepulauan Seribu, kawasan Taman Wisata Sangalaki, kawasan terumbu karang dan atol Pulau Maratua, Pulau Derawan, Pulau Panjang di Kalimantan. Di Bunaken, Sulawesi Utara terdapat taman wisata bahari yang masih baik habitat karangnya.
1.7 Bagaimana reproduksi karang?
Karena hewan karang tumbuhnya lambat dan sepanjang hidupnya melekat pada substrat dasar laut, maka hewan tersebut menghadapi tantangan yang besar untuk mempertahankan ruang hidup dalam persaingan dengan organisme lain yang lebih bebas bergerak. Setelah mendapatkan lokasi hidup yang nyaman hewan karang perlu untuk bisa membentuk koloni secepatnya melingkupi areal yang tersedia. Untuk memenuhinya, karang polyp memperbanyak individu per koloni. Hal ini dilakukan individu polyp dengan membelah diri membentuk individu yang baru. Ia harus mampu pula untuk membentuk koloni baru di lingkungan lain. Hal ini dilakukan dengan proses reproduksi dengan melepaskan telur dan sperma dalam air selama masa spawning massal.
Segera setelah sel telur dibuahi, terbentuk larva “planula” yang melayang dalam air sebagai bagian plankton, terbawa arus mencari substrat yang sesuai untuk ditempeli dan tumbuh menjadi polyp dewasa. Dengan cara reproduksi yang berbeda inilah hewan karang berkembang secara maksimal berkompetisi untuk menguasai ruang terumbu karang yang ada. 1.8 Manfaat karang bagi manusia
Karang memberikan berbagai manfaat bagi kehidupan manusia, seperti makanan, perlindungan, obat-obatan, tempat rekreasi dan pariwisata. Habitat karang menghasilkan berbagai jenis ikan yang dapat dikonsumsi sebagai makanan atau untuk dijadikan ikan hias.
Dalam keadaan yang sehat terumbu karang dapat menghasilkan 15 36 ton ikan per km2 per tahunnya.
karang03Di Filipina misalnya perikanan karangnya menghasilkan pendapatan sebesar US $ 1 milyar bagi lebih dari satu juta nelayan kecil. Di Amerika tepatnya California pakar obat-obatan telah mengembangkan obat pereda rasa sakit (pain-killing drug) dari racun sejenis siput yang hidup di habitat karang. Kerangka kapur dari terumbu karang dapat dijadikan bahan substitusi untuk merekonstruksi tulang manusia yang rusak. Terumbu karang merupakan perlindungan alami (natural barrier) perairan pantai terhadap gelombang badai yang datang dari laut. Berfungsi meredam energi gelombang dan mengurangi erosi dan kerusakan pantai akibat kerasnya gelombang.

Sebagai daerah wisata bahari, terumbu karang merupakan tempat yang sangat menawan untuk kegiatan selam dan sebagai panorama dalam laut. Di tempat-tempat dengan kondisi terumbu karang yang sehat dan bagus industri pariwisata dapat berkembang pesat dan menghidupi masyarakat pesisir dengan berbagai lapangan pekerjaan (pemandu wisata, kursus renang-selam, tamasya laut dan sebagainya).


Sabtu, 01 Juni 2013

PENGENALAN ALAT NAVIGASI ELECTRONIK DI ATAS KAPAL



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Bernavigasi adalah merupakan bagian dari kegiatan melayarkan kapal dari suatu tempat ketempat lain. Pengetahuan tentang alat-alat navigasi sangat penting untuk membantu seorang pelaut dalam melayarkan kapalnya.
Seiring dengan perkembangan zaman, modernisasi peralatan navigasi sangat membantu akurasi penentuan posisi kapal di permukaan bumi, sehingga dapat menjamin terciptanya aspek-aspek ekonomis. Sistem navigasi di laut mencakup beberapa kegiatan pokok, antara lain:
·        Menentukan tempat kedudukan (posisi), dimana kapal berada di permukaan bumi.
·        Mempelajari serta menentukan rute/jalan yang harus ditempuh agar kapal dengan aman, cepat, selamat, dan efisien sampai ke tujuan.
·        Menentukan haluan antara tempat tolak dan tempat tiba yang diketahui sehingga jauhnya/jaraknya dapat ditentukan.
·        Menentukan tempat tiba bilamana titik tolak haluan dan jauh diketahui.
1.2  Tujun Penulisan
Secara umum tujuan mempelajari teori ini adalah agar taruna dapat mengenal hal dasar mengenai alat navigasi elektronik, sehingga kesulitan yang mungkin akan terjadi pada saat bernavigasi dapat diatasi. Adapun tujuan khusus mempelajari teori ini adalah :
-  Dapat mengetahui macam-macam alat navigasi elektronik.
-  Dapat memahami fungsi serta kegunaan dari alat navigasi tersebut.
-  Dapat mengetahui prinsip dan cara kerja dari alat navigasi tersebut.
-  Dapat mengetahui kelebihan serta kekurangan dari alat navigasi tersebut.
Selain itu juga sebagai syarat mengikuti Ujian Akhir semester IV.
1.3  Pembatasan Masalah
Masalah yg dibahas pada penulisan paper ini adalah mengenai alat-alat navigasi elektronik diatas kapal serta prinsip dan cara kerjanya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1  Pengertian Navigasi
Navigasi adalah proses melayarkan kapal dari satu tempat ke tempat lain dengan lancar aman dan efisien.
Alat navigasi adalah alat yang digunakan untuk membantu dalam bernavigasi, Alat navigasi dibagi menjadi dua macam yaitu alat navigasi konvensional dan elektronik.
2.2  Macam – macam Alat Navigasi Elektronik
2.2.1        Radar
2.2.1.1  Pengertian Radar
Radar singkatan dari “Radio Detection and Ranging” adalah peralatan navigasi elektronik terpenting dalam pelayaran. Pada dasarnya radar berfungsi untuk mendeteksi dan mengukur jarak suatu obyek di sekeliling kapal. Disamping dapat memberikan petunjuk adanya kapal, pelampung, kedudukan pantai dan obyek lain disekeliling kapal, alat ini juga dapat memberikan baringan dan jarak antara kapal dan objek-objek tersebut.
Oleh karena itu radar sangat bermanfaat untuk mengetahui kedudukan kapal lain sehingga dapat membantu menghindari/ mencegah terjadinya tabrakan dilaut. Radar akan sangat berguna pada saat cuaca buruk, keadaan berkabut, dan berlayar di malam hari terutama apabila petunjuk pelayaran seperti lampu suar, pelampung, bukit atau bangunan visual tidak dapat diamati.
Kelebihan utama radar dibandingkan dengan alat navigasi elektronik lain adalah radar tidak memerlukan stasiun-stasiun pemancar.

2.2.1.2  Bagian-bagian Radar

a)  Timer (trigger)
Bagian ini berfungsi untuk membangkitkan pulsa-pulsa yang bertegangan tinggi yang diteruskan pada modulator dan indikator dalam waktu yang sama. Untuk menyamakan waktu ini, maka diperlukan pengukur waktu yang berguna mengukur waktu pemancaran pulsa-pulsa radio yang dipancarkan itu.

b) Modulator
Bagian ini berfungsi untuk memodulir gelombang radio (pulsanya) yang dipancarkan dan untuk memperkuat atau mempertinggi tegangan pulsa yang akan dipancarkan. Tegangan tinggi ini didapat dari tabung magnetron. Dengan demikian guna membangkitkan tegangan tinggi, pemancar harus dijalankan (dihidupkan) lebih dahulu (stand by)
c) Pemancar (transmitter)
Memberikan energi yang besar pada pulsa-pulsa dalam bentuk yang disebut tenaga puncak (peak power) yang kemudian disalurkan ke penghantar gelombang (wafeguide) terus ke antena, dari antena pulsa itu disalurkan ke udara dalam bentuk elektron yang berputar. Bagian pemancar ini pada instalasi dikapal disatukan dalam satu kabin atau kotak.
d) Penghubung TR dan Anti TR
Tenaga gelombang radio yang dipancarkan oleh bagian pemancar (transmitter) dan tenaga gema pulsa yang kembali dari sasaran melalui antena ke bagian penerima (receiver) sama-sama melalui penghantar gelombang yang sama. Untuk mengatur penyaluran energi pulsa ke antena dan dari antena penerima tersebut dilakukan secara berganti-ganti dengan menggunakan penghubung (swich) elektronik (neon) yang dinamakan TR dan anti TR swich (TR = Transit and Receive). Penghubung TR bertugas mencegah pulsa-pulsa yang bertegangan tinggi dari pemancar masuk ke bagian penerima yang sensitif terhadap tegangan tinggi. dengan demikian TR mencegah penerima dari kerusakan dan mencegah hilangnya energi yang dipancarkan (bila masuk ke bagian penerima). Anti TR menyalurkan energi gema-gema pulsa ke bagian penerima dan mencegah masuknya energi ini ke bagian pemancar.
e) Bagian penerima (receiver)
Memisahkan (mendeteksi) dan memperkuat energi yang diterima dari sasaran. Hasil deteksi selubung getaran radio ini diperkuat disalurkan ke bagian penguat gambar (video amplifier) lalu diteruskan ke bagian indikator atau PPI unit.
f) Bagian PPI (Plan Position Indikator)
Kadang-kadang disebut juga sebagai display unit, fungsinya untuk memperlihatkan sasaran gambar yang terkena pancaran pulsa dan menentukan arah serta jarak sasaran dalam azimut PPI dilengkapi dengan Tabung Sinar Katoda (Cathode Ray Tube) dan rangkaian yang disebut dasar waktu (time base) yang mengatur panjang atau lamanya sweep sesuai dengan jarak lamanya waktu yang digunakan.
g)  Bagian Antena
Antena terdiri dari tiga bagian khusus yaitu :
·        Motor yang memutar antena
·        Servo atau sinkro sistem yang terdiri dari generator sinkro (servo).
·        Pada antena yang mengatur putaran gir mikro swit pada antena dan motor sinrkonnya pada putaran pembelok TSK.
·        Mikro swit gunanya untuk menunjukkan cahaya haluan (heading plas) kecuali antena yang berbentuk parabol itu, ketiga bagian ini biasanya ditempatkan dalam satu kotak yang disebut pedestal.
 2.2.1.3  Prosedur Pengoperasian Radar
a)  Prosedur Menghidupkan (ON)
Pada prinsipnya prosedur penggunaan radar adalah sama untuk semua jenis radar dan prosedur penggunaan biasanya ada dalam buku manual operasi.
Sebelum memutar tombol utama dan tombol-tombol function pada posisi “ON” pastikan tombol-tombol pada panel radar berada pada posisi “OFF”/penuh berlawanan dengan arah jarum jam.
Setelah bagian tombol-tombol pada panel radar berada pada posisi sebagaimana di atas maka radar dapat kita hidupkan (pastikan bahwa antena dapat berputar dengan bebas). Kemudian dilanjutkan prosedur pengoperasian sebagai berikut :
·        Perhatikan setting jarak tidak terlalu pendek
·        Selaraskan kecerahan
·        Selaraskan fokus dengan memperhatikan gelang jarak
·        Selaraskan amplifikasi sampai berbentuk bintik-bintik kabur pada skrin
·        Set garis jarak pada kisaran jarak yang rendah dan gunakan pemilihan frekuensi secara otomatis.
·        Selaraskan penekanan gema laut untuk mendapatkan kontras yang baik
·        Set switch jarak sesuai keperluan dan selaraskan lagi switch fokus
·        Pastikan gambar berada di tengah-tengah
·        Set penanda haluan pada 0o atau pada haluan kapal sesuai tampilan yang akan digunakan.
·        Hal lain yang perlu diperhatikan sebelum pengoperasian radar adalah:
·        Semua switch dalam kaeadan minimum
·        Kekuatan listrik yang betul
·        Pastikan tidak ada orang disekitar antenna atau antenna betul-betul bebas dari hambatan seperti tali atau benda lain yang akan mengganggu perputaran antena.
b)  Prosedur Mematikan (Off)
Bila radar tidak akan digunakan dalam periode waktu yang panjang, putar tombol function dan antena pada posisi Off selanjutnya tombol-tombol yang lain putar pada posisi sebelum diaktifkan.
2.2.1.4  Prinsip Kerja Radar
Seperti telah diketahui radar menggunakan prinsip pancaran gelombang radio dalam bentuk ‘microwave band’. Pulsa yang dihasilkan oleh unit pemancar (transmitter unit) dikirim ke antena melalui swich pemilih pancar/terima elektronik (T/R electronic switch). Pada saat pengiriman sinyal antena akan berputar 10 hingga 30 kali/menit dengan memancarkan denyutan/pulsa 500 hingga 3000 kali/detik. Ketika pemancaran, pulsa ini akan dipantulkan kembali apabila mengenai sasaran dalam bentuk gema radio (radio echo). Pulsa yang dipantulkan ini akan diterima kembali oleh antena dan dikirim ke unit penerima (receiver) melalui switch pemilih pancar/terima. Pulsa ini akan di kuatkan dan akan dideteksi dalam bentuk sinyal radio yang seterusnya dibesarkan lagi kekuatannya pada indicator.
Setiap kali gelombang elektrik dipancarkan, bintik-bintik putih akan terbentang dari pusat skrin/skop radar dengan kecepatan konstan dan akan membuat garis sapuan. Garis sapuan ini akan bergerak disekeliling pusat skop dan berputar searah jarum jam dimana putarannya selaras dengan putaran antena. Apabila sinyal video (video signal) digunakan dalam indikator, bintik putih diatas garis sapuan ini akan diubah kedalam bentuk gambar/bayang-bayang. Posisi gambar ini akan sejalan dengan arah gelombang elektrik yang dipancarkan serta jarak posisi gambar ini dengan pusat skop radar adalah berdasarkan jarak kapal dengan sasaran di suatu tempat. Dengan demikian posisi penerima sinyal kapal senantiasa berada di pusat skop pada tabung sinar katoda dan dikelilingi oleh objek/sasaran.
2.2.2        GPS
2.2.2.1 Pengertian GPS
GPS adalah sistem radio navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit. Nama formalnya adalah NAVSTAR GPS kependekan dari NAVigation Satellite and Ranging Global Positioning System.
Dalam hal penentuan posisi, GPS dapat memberikan ketelitian posisi yang spektrumnya cukup luas. Dari yang sangat teliti sampai yang biasa- biasa saja. Ketelitian posisi yang diperoleh secra umum akan bergantung pada empat faktor, yaitu :
·        Metode penentuan posisi yang digunkan
·        Geometri dan distribusi dari satelit – satelit yang diamati.
·        Ketelitian data yang digunakan.
·        Strategi / metode pengolahan data yang diterapkan.
Selain memeberikan informasi tentang waktu, GPS juga dapat digunakan untuk mentransfer waktu dari satu tempat ke tempat lain. Ketelitian sampai beberapa nanodetik dapat diberikan oleh GPS untuk transfer waktu antar benua.
 2.2.2.2 Pengoperasian GPS
GPS mempunyai beberapa macam (model) seperti VALSAT – 021, namun secara umum prinsip dasar pengoperasiannya adalah relative sama dan yang membedakannya adalah tipe dan merek GPS receiver yang bersangkutan. Prosedur pengoperasian GPS model VALSAT 021 adalah sebagai berikut.
a)  Menghidupkan Unit GPS
Sebelum menghidupkan GPS kita harus mengetahui posisi duga saat
pengoperasian. Secara prinsip pengoperasian GPS sangatlah mudah dengan urut-urutan sebagai berikut
·        Tekan ON/ OFF untuk menghidupakn
·        Atur kecerahan cahaya dilayar tampilan
·        Untuk mematikan perangkat, tekan kunci ON /OFF selama 3 detik
b)   Mengoperasikan Navigator
1)  Self Localization
GPS dengan mudah dapat memberikan informasi mengenai posisi kita dipermukaan bumi disertai dengan waktu, dan kalender. GPS mencari sinyal satelit pertama, dan saat itu juga dipergunakan untuk pembaruan data tentang waktu dan kalender (update). Pencaraian sinyal–sinyal satelit ini dipergunakan untuk
memperbaharui data mengenai waktu dan kalender. Proses ini memerlukan waktu rata – rata 15 menit.
2)   Memasukan Posisi Perkiraan
Diperlukan waktu beberapa menit untuk mendapatkan posisi yang kemudian dimasukan sebagai posisi perkiraan.
1.     tekan kunci POS, kordinat Lat/Lon ditampilkan pada layar. POS 1 akan berkedip selama GPS tidak terkunci.
2.     Tekan kunci LNI, karakter pertama dari lat/ lintang akan berkedip
·        Tekan +/- untuk memilih Utara / Selatan ( N/ S )
·        Masukan data Lat / Lintang
·        Dilihat bahwa karakter pertama dari lon/ bujur apakah sudah berkedip.
·        Tekan +/- untuk memilih Timur / Barat ( E / W )
POS 1 berhenti berkedi saat GPS terkunci.
3)      Pemilihan sistem Geodesi
·        Tekan ( +/- ) menuju ketampilan fungsi kedua.
·        Tekan “6” untuk mendapatkan fungsi F6, kemudian ENT.
·        Tekan ? untuk memilih sistem Geodesi, kemudian ENT.
Setiap sistem geodesi memberikan perhitungan mengenai posisi lat/lon yang berbeda.
4)      Pengenalan tentang ketinggian antena
·        Tekan POS< POS 1 muncul dilayar tampilan.
·        Tekan ? untuk menampilkan POS 2.
·        Tekan ENT untuk memasukan data ketinggian antena dalam sistem. Yang dimaksud ketinggian disini adalah ketinggian antena terhadap rata – rata permukaan laut.
c)      Mendapatkan posisi
·        Tekan POS
·        POS 1 muncul dilayar tampilan.
·        Posisi ini selalu diperbaharui / dikoreksi setiap 1 detik.
·        XY atau XYZ menunjukan operasi dalam 2 atau 3 dimensi.
·        Indikator “POS 1 “ akan tetap saat GPS dikunci
d)     Menentukan Kecepatan dan Arah.
·        Tekan NAV
·        Nav 1 akan mumcul dilayar tampilan.
·        Baris pertama menunjukan kecepatan dalam knots.
·        Baris kedua menunjukan arah dalam derajat.
e)      Memasukan Titik Posisi (Waypoint)
·        Tekan WPT.
·        WPT 1 akan muncul dilayar tampilan
·        Masukan nomor titik posisi. Nomor ini ditampilkan pada baris kedua, di bawah huruf WPT
·        Tekan ENT
Karakter pertama untuk latitude (lintang) akan berkedip
(menandakan siap untuk memasukan data ).
·        Tekan +/- untuk pilihan N ( utara ) atau S ( selatan ).
·        Masukan koordinat lintang ( lititude )
·        Kemudian periksa, karakter pertama dari bujur ( longitude ) akan berkedip (menandakan siap untuk memasukan data)
·        Tekan +/- untuk pilihan E ( timur ) atau W ( barat )
·        Masukan koordinat bujur.
·        Tekan ENT.
f)       Pemberian nama setiap titik posisi (Waypoint)
·        Tekan WPT
·        WPT 1 akan muncul dilayar tampilan.
·        Tekan ?
·        Pilih nomor titik posisi ( waypoint )
·        Tekan ENT. Karakter pertama akan berkedip.
·        Tekan kunci (angka), yang berkenaan dengan huruf pertama dan tekan +/- untuk memilih huruf yang diinginkan.
·        Tulis sesuai yang dikehendaki.
g)      Menghapus titik posisi (waypoint ) dan namanya.
·        Tekan WPT.
·        WPT 1 akan muncul dilayar tampilan.
·        Masukan nomor titik posisi ( waypoint ).
·        Tekan ENT
·        Tekan Nav, sekarang posisi adalah
ü  00o 00’ 000N
ü  00o 00’ 000E
ü  dan namanya juga ikut terhapus.
·        Tekan ENT
h)     Memasukan koordinat saat ini kedalam titik posisi ( waypoint ) secara otomatis.
·        Tekan WPT
·        WPT 1 akan muncul dilayar
·        Masukan nomor titik posisi ( waypoint )
·        Tekan ENT POS ENT
·        Posisi saat ini secara otomatis tersimpan didalam titik posisi (waypoint) sesuai nomor waypoint yang kita isikan.
2.2.3        RDF
2.2.3.1  Pengertian RDF
RDF (Radio Direction Finder) adalah pesawat radio pencari arah yang dioperasikan melalui penerimaan gelombang elektromagnetik oleh pemancar yang dipancarkan oleh stasiun pemancar.

2.2.3.2 Prinsip Kerja RDF
Antena pesawat Radio Direction Finder (RDF) akan menerima gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh stasion pemancar. Oleh karena antena itu merupakan suatu penghantar yang baik maka gelombang elektromagnetik dari pemancar yang diterima oleh antena akan membangkitkan arus gelombang yang getarannya sama dengan getaran gelombang elektromagnetik dari pemancar.
Bila bidang bingkai antena searah dengan arah datangnya isyarat dari pemancar maka tegangan yang dijangkitkan dalam antena akan maksimum dan bila bidang bingkai antena diputar 90o tidak searah lagi dengan arah datangnya isyarat maka tidak ada tegangan yang terjangkit dalam antenna dan isyarat tidak akan terdengar isyarat yang diterima oleh antenna diteruskan ke kotak penerima dan arah pemancar akan berada pada suara yang terkeras. Karena petunjuk arah dihubungkan dengan antena maka arah datangnya isyarat dapat dibaca pada indikatornya.
Pada sistem dua bingkai, bingkai yang satu mengarah ke haluan dan buritan sedangkan yang lain ke sisi iri dan kanan pada kapal. Ujung masing-masing bingkai dihubungkan pada dua buah kumparan yang terpisahkan dan berkedudukan tegak lurus satu sama lain di dalam pesawat penerima. Bila pemancar berada antara dua bingkai itu maka kedua bingkai itu akan menghasilkan tegangan yang menimbulkan medan magnit. Tiap medan magnit akan menggambarkan sebagai vektor, jumlah vektor itulah menunjukkan arah tempat di mana pemancar berada.


 2.2.3.2  Pengoperasian RDF
Menghidupkan atau mematikan dan mengoperasikan atau menggunakan
pesawat R.D.F pada prinsipnya sama dengan peralatan radio lainnya.
Cara menghidupkan :
·        Hubungkan pesawat dengan jala-jala listrik agar pesawat mendapat tenaga dengan menempatkan switch pada kedudukan ON.
·        Tunggu beberapa menit sampai pesawat mendapat panas yang cukup dan kemudian tempatkan power switch pada keduudkan yang dikehendaki menurut jumlah voltage yang masuk.
·        Tombol-tombol diatur pada kedudukan yang diperlukan untuk mendapat arah stasionnya.
Menggunakan pesawat R.D.F
Sebelum mengoperasikan/menggunakan pesawat R.D.F harus hafal namanama tombol serta kegunaannya. Hal ini adalah untuk memudahkan dalam mengoperasikannya.
·        Letakkan power switch pada kedudukan 1,2,3 menurut jumlah voltage yang masuk.
·        Letakkan sistem switch pada kedudukan receiver.
·        Tempatkan band switch pada band yang dikehendaki kalau untuk radio beacon tempatkan pada band 1 dan kalau untuk broad cast tempatkan pada band 2.
·        Letakan wave form switch menurut mode isyarat yang dikehendaki
(lihat kegunaan masing-masing kedudukan).
·        Carilah frekuensi gelombang radio yang akan dibaring dengan menggunakan tombol tuning.
·                   Tombol auto frekuensi gain dan receiver frekuensi diatur sampai mendapatkan volume suara yang baik.
·                   Apabila diagram angka delapan yang terlihat pada tabir terlampau pendek, maka tombil radius diatur pelan-pelan sampai panjang yang dikehendaki.
·                   Dalam mendapatkan diagram angka delapan diusahakan sampai dapat membentuk satu garis lurus dengan menggunakan tombol fine control.
Cara mematikan :
Untuk mematikan RDF setelah digunakan maka tombol-tombol seperti AF gain, RF gain radius ditempatkan pada kedudukan minimum.
2.2.4        Echosounder
2.2.4.1  Definisi Echosounder
Sebuah echosounder ilmiah adalah perangkat yang menggunakan teknologi SONAR untuk pengukuran bawah air fisik dan biologis komponen-perangkat ini juga dikenal sebagai SONAR ilmiah. Aplikasi termasuk batimetri, klasifikasi substrat, studi vegetasi air, ikan, dan plankton, dan diferensiasi massa air.
Echosounder merupakan salah satu teknik pendeteksian bawah air. Dalam aplikasinya, Echosounder menggunakan instrument yang dapat menghasilkan beam (pancaran gelombang suara) yang disebut dengan transduser. Echosounder adalah alat untuk mengukur kedalaman air dengan mengirimkan tekanan gelombang dari permukaan ke dasar air dan dicatat waktunya sampai echo kembali dari dasar air.
 2.2.4.2  Bagian-Bagian Echosounder
·        Time Base
Time base berfungsi sebagai penanda pulsa listrik untuk mengaktifkan pemancaran pulsa yang akan dipancarkan oleh transmitter melalui transducer. Suatu perintah dari time base akan memberikan saat kapan pembentuk pulsa bekerja pada unit transmitter dan receiver.
·        Transmiter
Transmitter berfungsi menghasilkan pulsa yang akan dipancarkan. Suatucperintah dari kotak pemicu pulsa pada recorder akan memberitahukan kapan pembentuk pulsa bekerja. Pulsa dibangkitkan oleh oscillator kemudian diperkuat oleh power amplifier, sebelum pulsa tersebut disalurkan ke transducer
·        Transducer
Fungsi utama dari transducer adalah mengubah energi listrik menjadi energi suara ketika suara akan dipancarkan ke medium dan mengubah energi suara menjadi energi listrik ketika echo diterima dari suatu target. Selain itu fungsi lain dari transducer adalah memusatkan energi suara yang akan dipantulkan sebagai beam.
Pulsa ditransmisikan secara bersamaan oleh keempat kuadran tetapi sinyal diterima oleh masing-masing kuadran dan diproses secara terpisah. Keempat kuadran diberi label a – d. Sudut θ pada satu bidang dibedakan oleh perbedaan fase (a – b) dan (c – d), jumlah sinyal (a + c) dibandingkan dengan jumlah sinyal (b + d). Sudut φ di dalam bidang tegak lurus terhadap yang pertama adalah sama dibedakan oleh perbedaan fase antara (a + b) dan (c + d). Kedua sudut tersebut mendefinisikan arah target yang spesifik (MacLennan dan Simmonds, 2005).
Kesulitan yang dihadapi untuk mengeliminir faktor beam pattern dapat diatasi dengan menggunakan split beam method. Metode ini menggunakan receiving transducer yang dibagi menjadi 4 kuadran. Pemancaran gelombang suara dilakukan dengan full beam yang merupakan penggabungan dari keempat kuadran dalam pemancaran secara simultan. Selanjutnya, sinyal yang memancar kembali dari target diterima oleh masing-masing kuadran secara terpisah, output dari masing-masing kuadran kemudian digabungkan lagi untuk membentuk suatu full beam dengan 2 set split beam. Target tunggal diisolasi dengan menggunakan output dari full beam sedangkan posisi sudut target dihitung dari kedua set split beam.
Transducer dengan sistem akustik split beam ini pada prinsipnya terdiri dari empat kuadran yaitu Fore, Aft, Port dan Starboard transducer. Transducer split beam memiliki beam yang sangat tajam (100) dan mempunyai kemampuan menentukan posisi target dalam bentuk beam suara dengan baik yaitu dengan mengukur beda fase dari sinyal echo yang diterima oleh kedua belah transducer (Simrad, 1993).
·        Reciever
Receiver berfungsi menerima pulsa dari objek dan display atau recorder sebagai pencatat hasil echo. Sinyal listrik lemah yang dihasilkan oleh transducer setelah echo diterima harus diperkuat beberapa ribu kali sebelum disalurkan ke recorder. Selama penerimaan berlangsung keempat bagian transducer menerima echo dari target, dimana target yang terdeteksi oleh transducer terletak dari pusat beam suara dan echo dari target akan dikembalikan dan diterima oleh keempat bagian transducer pada waktu yang bersamaan
Split beam echosounder modern memiliki fungsi Time Varied Gain (TVG) di dalam sistem perolehan data akustik. TVG berfungsi secara otomatis untuk mengeliminir pengaruh attenuasi yang disebabkan oleh geometrical sphreading dan absorpsi suara ketika merambat di dalam air.
·        Recorder
Recorder berfungsi untuk merekam atau menampilkan sinyal echo dan juga berperan sebagai pengatur kerja transmitter dan mengukur waktu antara pemancaran pulsa suara dan penerimaan echo atau recorder memberikan sinyal kepada transmitter untuk menghasilkan pulsa dan pada saat yang sama recorder juga mengirimkan sinyal ke receiver untuk menurunkan sensitifitasnya (FAO, 1983).
2.2.5        AIS
2.2.5.1  Pengertian AIS
Automatic Identification System ( AIS ) adalah sistem pelacakan kapal jarak pendek, digunakan pada kapal dan Stasiun Pantai untuk mengidentifikasi dan melacak kapal dengan menggunakan pengiriman data elektronik dengan kapal lainnya dan stasiun pantai terdekat. Informasi seperti identifikasi posisi, tujuan, dan kecepatan dapat ditampilkan pada layar komputer atau ECDIS ( Electronic Charts Display and Information System ).AIS ditujukan untuk membantu awak kapal dalam bernavigasi dan memungkinkan pihak berwenang maritim untuk melacak dan memantau gerakan kapal, Sistem AIS  terintegrasi dari  Radio VHF transceiver standar dengan Loran-C atau Global Positioning System ( GPS), dan dengan  sensor navigasi elektronik lainnya, seperti gyrocompass  dan lain-lain.Untuk aturannya AIS sendiri International Maritime Organization ( IMO ) sudah membuat  suatu aturan yaitu Regulation 19 of SOLAS Chapter V yang berisi tentang pemasangan AIS dimana  kapal-kapal diwajibkan untuk memasang perangkat AIS transponder terutama pada kapal penumpang, kapal tangker dan kapal berukuran 300 Gross Tonnage keatas. Peraturan tersebut juga memuat tentang keharusan AIS untuk menyediakan data informasi berupa  identitas kapal, jenis kapal, posisi, tujuan, kecepatan, status navigasi dan informasi lainnya yang berhubungan dengan keselamatan pelayaran.AIS yang digunakan pada peralatan navigasi yang penting untuk menghindari dari kecelakaan akibat tabrakan. Karena keterbatasan dari kemampuan radio, dan karena tidak semua kapal yang dilengkapi dengan AIS, sistem ini berarti yang diutamakan untuk digunakan sebagai alat peninjau dan untuk menghindarkan resiko dari tabrakan daripada sebagai sistem pencegah tabrakan secara otomatis, sesuai dengan International Regulations for Preventing Collisions at Sea (COLREGS).
Persyaratan AIS hanya untuk menampilkan dasar teks informasi, data yang berlaku dapat diintegrasikan dengan sebuah graphical electronic chart atau sebuah tampilan radar, menyediakan informasi navigasi gabungan pada sebuah tampilan tunggal.
 Vessel Traffic Service
Saat perairan dan pelabuhan ramai, Vessel Traffic Service (VTS) boleh ada dalam mengatur lalu lintas kapal. Sekarang, AIS menyediakan kesadaran akan lalu lintas
tambahan dan menyediakan pelayanan dengan informasi tentang keberadaan kapal lain dan alur lintasannya.
 Aids to Navigation
AIS telah berkembang dengan kemampuan dalam menyampaikan informasi mengenai posisi serta nama suatu kapal, yakni dapat melayani pengiriman pertolongan navigasi dan menandai posisi kapal. Bantuan ini dapat dilokasikan di pantai, misanya pada sebuah mercusuar, atau pada air, pada platform atau pelampung. Penjaga pantai Amerika Serikat (The US Coast Guard) mengusulkan bahwa AIS boleh diganti RACON, atau rambu radar, baru-baru ini digunakan untuk bantuan navigasi elektronik.
Kemampuan pada bantuan menyiarkan navigasi juga telah membuat konsep berupa Virtual AIS, disebut juga sebagai Synthetic AIS atau Artificial AIS. Istilah tersebut dapat diartikan 2 kasus; pada kasus pertama, sebuah transmisi AIS mendeskripsikan posisi nyata tetapi signalnya tersebut berasal dari sebuah lokasi penerima di tempat lain. Contohnya, pada stasiun pantai yang menyiarkan posisi, 10 floating channel markers, dimana masing-masing stasiun amat kecil untuk menampung penerima itu sendiri. Pada kasus kedua, hal tersebut dapat diartikan bahwa transmisi AIS mengindikasikan sebuah penandaan yang dimana tidak terlihat secara fisik, atau menyangkut sebuah penandaan suatu benda yang tidak terlihat (Karang di bawah permukaan laut atau kapal yang tenggelam).
 Search and Rescue
Berfungsi untuk menentukan suatu posisi dalam pengoperasian Marine Search & Rescue, hal ini sangat berguna untuk mengetahui letak dan status navigasi dari suatu kapal atau orang yang membutuhkan pertolongan. Sekarang AIS dapat memberikan tambahan informasi dan sumber perhatian pada layar operasi, meskipun jarak AIS dibatasi pada jarak radio VHF. Standar AIS juga menginginkan pemakaian tepat pada SAR Aircraft dan memberikan sebuah pesan (AIS Message 9) untuk Aircraft pada keberadaan posisi. Kegunaan aircraft dan vessels SAR pada lokasi keadaan bahaya terdapat alat AIS-SART AIS Search abd Rescue Transmitter yang baru-baru ini sedang dikembangkan oleh International Electronical Commission (IEC), standar dijadwalkan untuk diselesaikan pada akhir tahun 2008 dan AIS-SART akan diperoleh di pasar mulai tahun 2009.
 Binary Message
Saint Lawrence Seaway menggunakan pesan kembar atau dikenal dengan nama AIS binary message (message tipe 8) untuk memberikan informasi tentang level air, tata tertib pintu air, dan cuaca pada sistem kenavigasian itu sendiri.
 Computing dan networking
Beberapa program computer telah dibuat untuk digunakan bersamaan AIS data. Beberapa program menggunakan sebuah computer untuk memodulasi pendengaran yang murni dari sebuah alat konvensional, marine VHF radio telephone, yang diperbaiki untuk AIS broadcast frequency (Channel 87 and 88) ke dalam AIS data. Beberapa program dapat mengirim ulang informasi AIS ke jaringan lokal atau global yang menyediakan otoritas pengguna atau publik untuk mengobservasi lalu lintas kapal dari suatu jaringan lainnya. Beberapa tampilan program data AIS dikirim dari sebuah pengirim resmi AIS ke dalam sebuah computer atau chartplotter. Kebanyakkan dari beberapa program tidak berupa AIS transmitter, oleh karenanya peralatan tersebut tidak akan memberitahu posisi kapal anda tetapi mungkin dapat digunakan sebagai alternative yang relatif murah bagi kapal kecil untuk memberikan bantuan navigasi dan menghindari tabrakan dengan kapal yang lebih besar yang diharuskan untuk memberitahu posisinya. Pemakai kapal juga menggunakan penerima (receiver) untuk menemukan dan mengontrol kapal dan menambahkan koleksi dokumen.
 Concern over web-based data
Pada bulan desember 2004, IMO menyalahkan penggunaan data secara bebas yang tidak bertanggung jawab dengan pernyataan berikut.Dalam hubungannya untuk mengumumkanketersediannya informasi AIS secara gratis, data kapal yang dikembangkan pada website, publikasi pada website atau transnisi data AIS lainnya bisa mengancam keselamatan dan keamanan kapal dan fasilitas pelabuhan dan menghambat usaha organisasi beserta anggotanya dal upaya meningkatkan keselamatan navigasi dan keamanan sector kelautan internasional.
 2.2.5.2   Cara kerja AIS
Transponder AIS menayangkan informasi secara otomatis, seperti posisi, kecepatan, dan status navigasi pada interval waktu tertentu melalui transmitter VHF yang terpasang pada transponder. Informasi tersebut diambil langsung dari sensor navigasi kapal, khusussnya dari penerima GNSS dan gyrocompasnya. Informasi lain, seperi nama kapal dank kode pemanggil VHF di program ketika memasang peralatan juga ditransmisikan secara berkala. Sinyal tersebut diterima oleh transponder AIS yang dipasang papa kapal atau di darat bergantung pada sistemnya, seperti pada sistem VTS. Informasi yang diterima dapat ditampilkan pada sebua layar atau plot grafik yang menunjukkan posisi kapal lain dengan tampilan sesua yang terdapat pada layar radar.
Standar AIS menjelaskan 2 kelas unit AIS:
·        Kelas A, digunakan pada kapal-kapal yang tercantum dalam SOLAS Chapter V(dan kapal lain di beberapa negara)
·        Kelas B, menggunakan daya yang kecil, biaya yang relativ murah untuk penggunaan pasar non-SOLAS.
Varisai-variasi yang lain saat ini sedang dalam pengembangan dan di khususkan untuk penggunaan di stasiun, pertolongan navigasi darura dan SAR, yang mana peralatan tersebut akan menjadi pengganti dari peralatan sebelumnya.
Khusus untuk kelas A, transponder AIS ini terdiri dari sebuah transmitter VHF, 2 penerima VHF TDMA, satu penerima VHF DSC, penghubung menuju display dan sistem sensor menggunakan komunikasi elektronik berstandar maritime (seperti NMEA 0183, yang dikenal dengan IEC 61162). Pengalokasian waktu menjadi bagian yang sangat vital untuk proses sinkronisasi yang baik dan pemetaan untuk kelas A. Oleh karena itu, setiap unit diharuskan memiliki penerima GPS internal.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1  Kesimpulan
            Kesimpulan yang dapat diambil dalam penulisan ini yaitu, mengetahui jenis dan fungsi alat navigasi sangat penting, hal ini dikarenakan banyaknya bahaya navigasi yang dapat mengancam keselamatan pelayaran, dan untuk menghindarinya dibutuhkan pengetahuan tentang alat-alat navigasi untuk menentukan alat mana yang harus digunakan pada saat terjadi suatu bahaya navigasi.
            Beberapa fungsi alat navigasi pada paper ini adalah, GPS diperlukan untuk menentukan posisi kapal, Radar digunakan untuk melihat keadaan di sekitar kapal pada jarak yang sudah ditentukan sebelumnya, AIS digunakan untuk mengidentifikasi kapal yang sedang mendekati kapal kita, RDF untuk mencari arah gelombang radio dan dapat juga digunakan sebagai penanda pada kapal penangkap ikan.

3.2  Saran
Paper ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu dibutuhkan kritik dan saran sebagai masukan untuk penulis guna memperbaiki segala kekurangan yang ada pada penulisan ini.